Monday, August 19, 2013
On 11:43 PM by Unknown No comments
Tim nol tiga mengadakan
kelas kesenian dan akting yang di dalamnya mencakup menyanyi dan dance juga. Kegiatan
tersebut merupakan pemberdayaan serta masuk menjadi program bagi teman-teman
tim nol tiga. Kelas akting yang melibatkan anak-anak usia SD dan beberapa SMP
sudah memasuki tahap syuting yang nantinya akan diperlihatkan hasilnya di
perpisahan KKN sebagai kenang-kenangan. Menyanyi juga dilakukan beriringan
dengan kelas akting yang nantinya akan ditampilkan saat perpisahan KKN
begitupun dengan dance yang diikuti oleh beberapa anak SMP.
Kelas akting diawali dengan berkumpulnya anak-anak setiap
hari Jumat dan Minggu sore di PAUD . Mereka berlatih perkenalan diri dengan
berbagai ekspresi seperti marah, centil, gila dan lain sebagainya. Awalnya
mereka sangat pemalu tapi lama-kelamaan mulai menunjukkan kreativitasnya. Hari
semakin cepat berlalu dan keakraban mulai terjalin membuat anak-anak tersebut
menjadi lekat dengan mahasiswa KKN.
Hampir setiap hari mereka menyempatkan diri datang ke pondokan untuk
minta diadakan kelas akting, tapi memang cukup sulit untuk memberi ketegasan
pada mereka namun akhirnya mereka juga mengerti.
Kelas dance yang diikuti oleh 4 anak diawali dari
keinginan anak tersebut untuk menari modern dance. Kemudian kami membuat
kombinasi lagunya dengan satu lagu request mereka. Gerakan pun kami buat
sendiri bersama tim nol tiga untuk kemudian dilatih ke anak-anak tersebut.
Awalnya mereka malu dan menganggap gerakan kami sulit tetapi sampai saat ini
sudah 75 % mereka menguasai gerakan.
Semangat dan keceriaan mereka mengalahkan sifat malas,
tak mau belajar dan buang-buang waktu yang selama ini terpendam dalam diri
anak-anak. Seenaknya sendiri dan keegoisan beralih menjadi mau dinasehati dan
mau toleransi. Semoga kegiatan bersama anak-anak dapat menambah perbendaharaan
sikap baik seperti kesabaran serta membuat kita memahami kondisi anak-anak
jaman sekarang dan setidaknya bisa bernostalgia di masa kecil.
On 11:40 PM by Unknown No comments
Penuh semangat kami mempersiapkan untuk hari ini
(Kamis 1 Agustus 2013) seperti menyebar undangan ke semua penderes se-desa
serta petinggi desa. Kami menunggu dengan penuh harap, terlebih dahulu
membungkus contoh gula semut sebagai souvenir, tidak lupa menyiapkan leaflet
serta beberapa teknis untuk tayangan slide show dan materi di balai desa.
Pukul 09.00 adalah waktunya penyuluhan seharusnya
dimulai tapi kami menyadari bahwa penyuluh akan datang hingga peserta sudah terkumpul. Akhirnya
pukul 10.00 penyuluh datang dan tampak sedikit terkejut saat melihat peserta
yang datang hanya sedikit. Sebelum dimulai penyuluhan gula dari BP2KP datang
pula dari pihak PMI yang akan menyuluh tentang golongan darah. Sama seperti
penyuluh gula semut, pihak PMI juga terkejut mengetahui peserta hanya sedikit
dan berujar bahwa ini adalah peserta yang paling sedikit selama merekan
mengadakan penyuluhan.
Penyuluhan dari BP2KP menuai berbagai tanggapan
yang baik dari peserta, mereka aktif untuk bertanya tentang gula semut mulai.
Begitu pula saat penyuluhan golongan darah, peserta cukup aktif untuk
mengajukan pertanyaan. Semuanya diakhiri di jam 13.00 plus beres-beres. Kami
senang bisa memfasilitasi acara penyuluhan. Berbagai saran dan masukan masuk
untuk kami terutama mengenai peserta dan cara kami untuk memasukkan penyuluhan
ke masyarakat, seperti kami perlu memasuki rapat RT dan ibu-ibu PKK yang
semuanya telah kami lakukan hanya saja menemukan waktu yang sesuai bagi
penyuluh dan peserta untuk dipertemukan merupakan hal yang cukup sulit.
Semoga dengan ini kami bisa sedikit banyak
memberikan kontribusi dan membantu memberi pencerahan bagi kelangsungan usaha
gula kelapa di desa ini.
On 11:33 PM by Unknown No comments
Kami Unit JTG-17 bersiap di sore hari Kamis, 1
Agustus 2013 untuk bersama-sama berangkat menuju Rumah makan H. Dargo. Lokasi
tersebut menjadi tempat buka bersama 3 unit KKN di Purworejo yaitu Bagelen,
Bruno dan Purwodadi. Kami membaur satu sama lain untuk mengakrabkan diri.
Makanan berupa ayam goreng dan lalapan
telah tersedia. Lalu kami makan bersam sambil bercakap-cakap sok kenal satu
sama lain. Setelah sekian jam kami menghabiskan waktu bersama, tibalah saatnya
harus berpisah. Terlebih dahulu kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama.
Perjalanan Unit kami hari itu belum berakhir.
Secara spontan, kami mengarahkan kendaraan ke alun-alun Purworejo. Di sana kami
sudah mengincar odong-odong. Sempat kesulitan memutuskan tempat parkir yang
sesuai, dan pada akhirnya ada satu teman kami yang beik hati bernama mas Koko
menunggu kendaraan yang diparkir tersebut. Kelompok perempuan segera naik
odong-odong dan berputar mengelilingi alun-alun. Kelompok laki-laki memilih
ronde hangat untuk menghabiskan waktu dan mengobrol menghangatkan badan. Seusai
acara di alun-alun lalu berlanjut makan bakso di Bakso Super yang letaknya
tidak jauh dari alun-alun. Pukul 23.00 kamipun pulang dengan hati riang dan
penuh kesan.
On 11:27 PM by Unknown No comments
Kerja bakti ini sudah direncanakan sebelumnya
untuk dimulai jam 8.00, tetapi karena sudah ada yang memulai di jam 7.00 maka
kami bergegas mengambil perlengkapan kerja bakti. Dimulai di gapura desa
Jatikontal yaitu di jalan masuk desa dan jalan ke arah timur sebelum gapura.
Kami berbaur dengan bapak-bapak dan ibu-ibu membersihkan rumput, daun kering
serta sampah di pinggir jalan lalu mengumpulkannya di satu titik untuk kemudian
dibakar. Kerja bakti diikuti oleh 9 warga dari RT 1 dilakukan serempak dan
penuh semangat dan berakhir di jam 9.00, lalu kami mandi dan bersiap untuk
program selanjutnya.
Setelah melalui berbagai persiapan, mulai dari
mencetak leaflet serta membeli tanaman, akhirnya kami bertujuh menuju ke rumah
pak RT untuk menghadiri rapat ibu-ibu PKK (Minggu,
28 Juli 2013) seusai melaksanakan kerja bakti di RT setempat. Acara pertama
merupakan simpan pinjam yang berlangsung cukup lama diikuti dengan obrolan khas
ibu-ibu. Kemudian kami masuk di sesi kedua yang langsung diawali dengan
penyuluhan penyakit degeneratif oleh Putu Dian. Ibu-ibu sangat antusias dengan
penyuluhan yang kami sebut sebagai acara berbagi informasi.
Banyak ibu-ibu yang bertanya tentang obat-obatan
penyakit tersebut, lalu kami jelaskan dulu penyebab penyakit serta gejalanya
yang dilanjutkan dengan pencegahan dan pengobatan. Ibu-ibu sangat berharap
dengan pengobatan tradisional, maka kamipun memulai penjelasan tentang tanaman
obat oleh mas Dian.
Tanggapan dari ibu-ibu begitu beragam seperti
ingin tahu khasiatnya hingga sudah memiliki tanaman tersebut. Namun semua ibu
sangat bersemangat saat tanaman obat mulai dibagikan. Semoga tanaman tersebut
dapat ditanam dengan baik dan bermanfaat bagi siapa saja dan booklet TOGA yang
diberikan dapat menambah wawasan akan pentingnya tanaman obat bagi keluarga dan
masyarakat.
On 11:22 PM by Unknown No comments
Tim Nol tiga sudah merencanakan untuk melihat
proses pembuatan gula semut di Bagelen. Namun, pada kunjungan pertama belum
bisa mnyaksikan proses pembuatan gula semut karena baru libur beroperasi. Setelah
membuat janji dengan bu Carik yang ternyata menjadi sentranya, maka hari Minggu
tanggal 24 Juli 2013 pukul 9 kami
berangkat kesana. Sesampainya di sana, kami disambut lalu diajak langsung
membuat gula semut.
Dapur yang digunakan merupakan dapur sederhana yang bersih dengan lantai
tanah. Tempat memasaknya berupa tungku dengan asap yang diarahkan menuju
cerobong asap sehingga tidak ada asap yang mengepul di sekitar kami. Maka
inilah proses yang kami lihat dan kesempatan yang diberikan untuk ikut membantu
dalam proses pembuatan gula semut original di Bagelen.
1.
Pencairan
gula kelapa bathok
Pertama-tama gula bathok dimasukkan ke dalam wajan
yang sudah diberi air nira secukupnya. Kalaupun tidak ada nira bisa diganti
dengan air biasa. Air nira yang dimaksud
adalah air nira yang sudah direbus tapi belum menjadi gula. Sebab jika air nira
tidak segera direbus maka akan membusuk. Gula dicairkan hingga tua atau
mencapai tingkat kematangan yang melebihi batas kematangan untuk dicetak.
Semakin matang maka gula akan semakin mudah untuk dihaluskan.
2.
Pendinginan
Setelah mendapat tingkat kematangan yang sesuai
alias guane wis tuwo, maka langkah selanjutnya adalah didinginkan. Saat gula
didinginkan, jangan lupa untuk ditaburi gula ayak secukupnya untuk memancing
pendinginan lalu tunggu hingga mengembang. Setelah mengembang selanjutnya
diaduk hingga kering dan tidak liat, kalau masih liat tambahkan gula ayak lagi
3.
Penggilasan
Setelah gula mengering dan membentuk gumpalan,
maka digilas untuk mendapatkan tekstur yang diinginkan yaitu bubuk. Penggilasan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak perlu kuat-kuat sebab yang diinginkan
hanyalah mengubah gumpalan menjadi bubuk. Kalau menggilas terlalu kuat justru
akan membuat gula menjadi lengket dan liat.
4.
Pengayaan
Setelah digilas dan terbentuk sebuk halus,
kemudian dilakukan pengayaan di atas saringan yang lubangnya kecil-kecil. Dari
lubang yang kecil tersebut diharapkan mampu menciptakan butiran yang lebih
halus dengan kadar air yang sedikit.
5.
Pengovenan
Langkah selanjutnya adalah pengovenan, akan tetapi
kami tidak melalui proses itu. jadi pengovenan dilakukan selama 4-6 jam dengan
suhu 60 derajat C untuk mengurangi kadar air sehingga bisa disimpan dalam waktu
yang lama
Kami mengikuti 2x proses pembuatan gula semut dan 1x pembuatan gula kelapa
bathok. Pembuatan gula semut yang pertama melalui proses tradisional dan yang
kedua memakai mesin penggilas dan mesin pengayak.
Mengapa tadi disebut bahwa kami membuat gula semut original? Karena gula
semut original merupakan gula semut yang rasanya sama seperti gula kelapa
bathok hanya teksturnya kristal, sedangkan di Bagelen memproduksi gula semut
dengan beraneka rasa empon-empon antara lain jahe, kencur dan temulawak yang
kesemuanya dibuat menggunakan ekstrak buatan sendiri.
On 11:16 PM by Unknown No comments
Pagi ini (20 Juli 2013) kami Tim Nol Tiga bergegas menuju sebuah pantai
yang sudah menjadi incaran untuk dikunjungi. Pantai itu bernama pantai
Jatimalang yang letaknya sekitar 2-3 km dari Jatikontal. Pantai Jatimalang
sudah menjadi pantai wisata terlihat dari ramainya sekali kios-kios jajanan
seafood yang berjejer serta jalan-jalan berkonblok yang memudahkan akomodasi
menuju pantai. Terdapat pula kolam renang khusus untuk anak-anak yang ingin bermain
air. Kolam renang tersebut berada tidak jauh dari gubug yang dibangun untuk
berjualan dan bersantai, tarif yang tertulis adalah Rp 4000,00 per anak. Kami
menyusuri pantai untuk melihat-lihat lebih detail keunggulan dari pantai yang
sudah menjadi obyek wisata ini. Kami melihat hamparan tanaman hijau khas pantai
di sebelah barat dan ada sebuah bangunan tempat pelelangan ikan yang sudah tak
terurus. Selain itu terdapat pula sebuah menara pandang yang kondisinya
memprihatinkan dengan tangga tak berpegangan serta pondasi yang tak berdinding.
Kami mencoba mengambil beberapa titik unik untuk berfoto dengan memanfaatkan
cuaca cerah pagi hari.
Kami meneruskan perjalanan
mencari siwur untuk pembuatan gula kelapa yang telah rusak beberapa waktu yang
lalu. Sudah beberapa warung sampai pasar jatimalang didatangi tapi tak satupun
yang masih mempunyai stock. Akhirnya kami menyerah dan memutuskan untuk
berjalan-jalan mencari pantai yang terletak di antara pantai Jatimalang dan
Jatikontal. Jalan menuju pantai yang perbatasan sangat berbeda karena di
samping jalan terdapat tambak ikan yang bersih dan rapi dengan air yang tenang
tertiup angin serta berkilau diterpa sinar matahari pagi. Kami memarkir motor
di dekat sebuah rumah yang memiliki tambak yang indah serta lahan pertanian
yang rapi dengan tanaman berwarna hijau. Berjalan menuju pantai, kami terhenti
dan penasaran dengan bukit pasir yang tersusun rapi karung-karung beras sebagai
tangganya. Ternyata itu adalah tambak besar yang rapi sekali padahal
sekelilingnya adalah pasir. Lebih terkesima lagi saat kami mendapati kondisi
pantai yang bersih dan landai sehingga ombak dapat dengan leluasa menyapu
daratan begitu tenang. Keindahan pantai yang tersembunyi ini benar-benar telah
menghipnotis kami. Berbagai hal kami lakukan di pantai tersebut hingga memecah
keheningan suasana pantai. Sungguh serius pantainya sepi, bersih, indah dan
nyaman.
Peristiwa menarik
berlanjut pada pukul 11.00 saat ada mobil hitam masuk pondokan. Penuh
kecurigaan jika itu adalah pihak lppm, kami bergegas menjadi kalang kabut
memakai celana panjang. Setelah berkenalan dan tertawa mengenai beberapa hal
ternyata diketahui bahwa kedua bapak tersebut adalah dari pihak Purworejo. Lalu
banyak hal yang dibicarakan seperti marketing, rektor, profesor dan lain sebagainya.
Bahkan jika kami tidak melakukan perubahan bagi desa ini maka mereka akan
berpikir-pikir untuk kembalai menerima KKN UGM. Keterkejutan kami tak bertahan
lama karena banyak yang dibicarakan bapak tersebut.
Selanjutnya adalah
peristiwa yang membuktikan kekompakan dan kebersamaan subunit ini yaitu sikat
gigi massal. Entah karena dampak cerita misteri atau memang sub unit ini rajin
menjaga kebersihan mulut sehingga sikat gigi massal tersebut bisa terjadi.
Awalnya ada 2 orang yang ingin sikat gigi di wastafel setelah main uno
tiba-tiba sang kormasit menyusul diikuti anggota-anggota yang lainnya. Lalu 6
orang sikat gigi bersama di wastafel dengan kecepatan dan gerakan yang berbeda
kemudian saling berebutan berkumur meski akhirnya mengantri juga untuk
berkumur. Sungguh sebuah peristiwa langka, menarik dan mendidik.
Kami berharap banyak
hal baik bisa terjadi dalam subunit ini dan umumnya bagi unit dan desa
Jatikontal. Selain itu semoga program kami bisa berjalan sesuai dengan yang
direncanakan demi kebaikan dan kemajuan desa Jatikontal. Semoga nantinya tidak
ada kekecewaan yang berlarut dan mendalam saat sesuatu tidak sesuai harapan,
setidaknya ada kesan yang melekat di hati dan pengalaman tak terlupakan dalam
KKN ini. Mari kita berjuang demi kebaikan bersama.On 11:11 PM by Unknown No comments
Kami tim Nol Tiga sudah merencanakan untuk pergi
ke pasar malam di Purwodadi dan akhirnya malam ini (Rabu, 17 Juli 2013) rencana
itu dapat terwujud..yeeey. sempat terjadi tarik ulur kesepakatan dan
ketidakpastian keberangkatan tetapi kami sepakat pergi ke pasar malam yang
memang dinanti-nantikan. Bersama Rinda, anak dari ibu pondokan, kami berdelapan
segera meluncur bebas menyusuri jalanan yang gelap dan angin malam yang tak
terkendali.
Sesampainya disana kami disambut dengan keriuhan
selayaknya pasar malam lainnya. Semangatpun memuncak tatkala kami menyusuri
lapak-demi lapak yang akhirnya ditemukanlah suatu wahana yang unik serta
menantang jiwa muda kami yang sedang bergejolak. Wahana tersebut adalah ombak
asmara. Sempat hampir batal, tetapi akhirnya tekad pun membulat demi mencoba
wahana ini yang sering muncul di film-film maupun ftv berlatar belakang hiburan
kerakyatan.
Satu persatu kami diposisikan oleh mas-mas kru
ombak asmara. Dengan memantapkan hati, kami mulai bersiaga mencari pegangan dan
mempereratnya. Musik berputar begitu keras mengimbangi kencangnya laju wahana
ini yang diputar sedemikian rupa oleh mas-mas kru. Teriakan kami membahana
mewakili segala rasa yang dihadapi saat itu. Semangat, penasaran, grogi,
ketakutan, ketidaksabaran muncul begitu saja di benak kami selama wahana
tersebut berputar. Kekaguman serta keterkejutan ikut ambil bagian dalam
teriakan yang keluar dari mulut kami, jantung semakin berdebar diiringi
kecepatan aliran darah seperti ingin menemani semilir angin yang tidak beraturan.
Semakin meminta berhenti, semakin kencang lajunya.
Akhirnya wahana berhenti setelah 50% dari kami
mengangkat tangan karena tak sanggup untuk melanjutkannya meski dukungan dari
penonton tak terhingga. Hal itu terbukti selama kami beraksi di wahana tersebut
antusiasme dari penonton begitu besar untuk mendekati wahana ombak asmara yang
tadinya sepi peminat apalagi penonton. Begitu kami sampai di daratan hahaha,
berbagai efek muncul, mulai dari mata merah, kepala pusing, perut mual, suara
serak, wajah pucat, ngantuk berat, hingga kedinginan. Akan tetapi satu hal yang
kami rasakan dan memiliki kesamaan yaitu kepuasan karena ini pertama kalinya
bagi kami semua untuk menaiki wahana ekstrim itu. Para penonton yang kami duga
bakal tertarik dan mencoba wahana keren ini malah berangsur bubar usai menonton
kami (jadi...kami apaan? Tontonan atau artis? Jadi harus merasa kikuk atau
bangga?).
Perjalanan dilanjutkan dengan merapat dari satu
lapak ke lapak lain. Beberapa dari kami membeli barang kebutuhan pribadi dan ada
juga yang membeli barang kebutuhan untuk program KKN. Kami memang tim yang bisa
memanfaatkan apa saja dan dimana saja untuk dapat menyempatkan diri memikirkan
satu diantara program yang bertumpuk serta menggumpal dalam pikiran dan diri
kami. Tidak hanya bersenang-senang tetapi sedikit banyak kami juga memikirkan
program KKN yang sudah menjadi tanggung jawab tanpa mengurangi kesenangan kami.
Sekian perjalanan tim nol tiga hari ini, semoga
bisa menambah inspirasi bagi yang membaca sehingga meningkatkan keakraban dalam
tim dan mohon maaf apabila cerita ini menimbulkan perasaan iri maupun
kecemburuan sosial karena sejatinya perasaan semacam itu hanyalah ilusi negatif
dari responsi dalam diri manusia. Sekian..adios
PS:
a.
Sangat
terkesan dengan perhatian teman-teman terhadap program PAUD soale setiap
melihat dagangan untuk anak-anak, mereka selalu mengingatkan untuk membeli agar
menambah infrastruktur PAUD yang merupakan salah satu program saya.
b.
Seketika saya
hilang ingatan saat menikmati goncangan ombak asmara. Saya mendadak lupa sedang
di mana, sedang apa, saya siapa, dan bersama siapa. Ternyata saya bersama
orang-orang hebat yang tidak takut menghadapi tantangan baru pemicu adrenalin.
Ini pengalaman berpasar malam yang beda!
c.
Wahana ini
lebih cocok di sebut dengan “ombak gejolak kawula muda”.
d.
Entah harus
takjub, kagum atau ngeri melihat atraksi mas-mas yang sangat amazing, bisa
goyang ngebor ala Inul di atas wahana yang sedang berputar dengan kencangnya.
e.
A must try!!!
f.
Ati-ati aja
nganti keplites.
Menyenangkan!!!!!!Sunday, July 14, 2013
On 6:57 AM by ujikun in sub unit 3 No comments
Pagi ini tim Nol Tiga berangkat menuju PAUD untuk
ikut bersih-bersih dalam rangka menyambut hari pertama sekolah besok Senin
bersama kakak-kakak super dari KKN UGM.
Setelah banyak hal dilalui, kamipun mulai kerja bakti jam 9.30. Merapikan
mainan, melipat karpet, menyapu lantai sampai mengangkut ayunan dilakukan
dengan penuh semangat dan dedikasi. Meskipun ada anak-anak yang mengganggu pekerjaan
kami, tetap saja tidak membuat kami menjadi begitu kejam untuk mengusir mereka
yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Singkat cerita PAUD sudah bersih. Terima kasih
kepada sub unit 1 dan sub unit 2 yang ikut membantu dengan penuh keikhlasan
sampai peluh mengalir begitu deras dan debu menempel pada baju yang berkilau
diterpa terik matahari. Beberapa anak mulai menghampiri kami yang lelah dan
membutuhkan suasana segar. Lalu entah mengapa tiba-tiba satu diantara anak
kecil tersebut meminta nomer hp kami dengan begitu frontalnya tanpa memakai
gombalan yang berkualitas yang biasanya menjadi sampiran dalam sebuah pantun
sebelum menuju pada isinya. Setelah mengalami kekagetan yang taj terkira lalu
sempat berpikir beberapa saat maka diputuskan bahwa kami tidak akan memberikan
nomor hp karena selain menyangkut privasi juga untuk mendidik anak tersebut
agar jangan sok akrab dan sok kenal pada orang asing yang nantinya akan
memanfaatkan mereka (statement kedua itu berlaku bila kami orang jahat, tapi
beruntungnya kami adalah orang yang baik).
` Nah mungkin berawal dari
situlah, entah ada sebuah kekecewaan, kegigihan atau justru sebuah ketertarikan
yang berlanjut, maka terjadilah insiden sandal. Insiden ini berkaitan dengan
hilangnya sandal teman kami yang biasa saja tapi sangat istimewa baginya.
Setelah mencari di setiap sudut PAUD, terbersit dalam benaknya bahwa mungkin
saja pasangan sandal itu ada di dalam tempat sampah. Sayangnya pencarian itu
kami batalkan.
Masih dalam kegalauan
insiden sandal, tiba-tiba ada tamu yang mengejutkan yaitu DPL kami Pak Mamik
yang datang bersama mahasiswanya. Sontak kami penghuni pondokan Tim Nol Tiga
berhamburan keluar kamar sambil belepotan memakai celana panjang demi
kesopanan. Alhasil kerapian yang dipaksakan cukup dapat membuat DPL kami maklum
pada aktivitas yang sedang kami lakukan yaitu boci (silahkan bisa ditebak
sendiri). Cukup lama kami berbincang dengan DPL yang sangat unik dan narsis,
mungkin bisa disebabkan karena tim Nol Tiga sudah mempunyai bibit kenarsisan
sehingga gayungpun bersambut. Hal itu dibuktikan pada percakapan yang
menyinggung kosa kata “ganteng”. Di samping itu banyak motivasi dan pengarahan
yang penting diberikan oleh DPL, begitu pula masukan dan saran atas
permasalahan yang kemungkinan akan menimpa kami selama KKN. Penawaran
pertanyaan untuk diajukan kepada beliau memang belum kami utarakan sebab kami
masih merasa paham dengan penjelasan yang telah beliau berikan, penjelasan
berbalut petuah dan humor yang gak mainstream utamanya. Sesi kunjungan DPL
ditutup dengan pemotretan eksotis sosok DPL kami. Potret dengan siluet
berbackground alami itulah yang membuat sebuah anggapan bahwa beliau adalah
artis (baiklah bukan hanya subunit saja yang merasa artis tapi DPLnya juga),
bahkan menyebutnya sebagai artis masuk desa. Oke fine. Cukup tau.
Seusai kunjungan yang
sangat bermanfaat itu, kami dikejutkan oleh anggota subunit bernama Yoh Adi
yang ternyata tersengat semacam tawon. Kamipun malah meributkan itu tu tawon
atau lebah madu atau ratu lebah. Karena begitu penasarannya pada sosok yang
menyengat ini, maka diambillah gambarnya. Semoga dapat memuaskan rasa penasaran
dan mengakhiri perdebatan yang benar-benar tidak penting.
PS:
- Gedung PAUD nya kotor banget dan membuat kami harus bekerja keras membersihkannya
- Antara mainstream dan gak mainstream itu hanyalah masalah ideologi saja.
- Anak kecil kalau mbribik kok frontal sekali? Sangat gak ber-estetika dan terlalu dini untuk melakukannya.
On 6:38 AM by ujikun in sub unit 3 No comments
Sore itu kami Tim Nol Tiga berkunjung ke rumah bu
Carik untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai PAUD yang ada di dusun
Jatikontal. Kurangnya pengajar menjadi salah satu masalah yang serius dalam
perkembangan PAUD selain masalah struktur organisasi. Pendanaan sepertinya
sudah ada tetapi belum mampu untuk mengembangkan PAUD lebih jauh. Kesadaran
massyarakat tentang pentingnya pendidikan anak usia dini nampaknya belum
disadari sepenuhnya hal itu dibuktikan dengn belum maksimalnya anak usia 0-6
tahun di desa ini yang ikut PAUD. Padahal usia tersebut adalah usia emas bagi
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian maupun kemampuan berpikir anak. Setiap
anak yang dititipkan di PAUD membayar Rp 1000,00. Mereka sudah bisa bermain dan
belajar.
Bantuan yang dibutuhkan menurut bu Carik adalah
tentang pembuatan program kerja harian. Rencananya kami akan mulai menyusunnya
dan mengambil kurikulum PAUD yang ada di internet lalu disesuaikan kegiatannya
dengan desa Jatikontal. Sampai saat ini yang terpikirkan oleh si PJ PAUD baru
seperti itu, belum bisa memikirkan bagaimana cara merekrut pengajar PAUD.
Kurangnya pengajar PAUD dapat pula disebabkan oleh minimnya dana sehingga tidak
ada gaji bagi pengajar. Sebenarnya pelatihan pengajar PAUD sudah pernah ada,
tetapi mungkin lebh memilih pekerjaan lain yang dapat menghasilkan uang.
Setelah mendapat cukup informasi dari bu Carik beserta saran-sarannya, kami
segera survey ke gedung PAUD. Kelihatannya sangat kotor di halaman, begitupun
di lantai terdapat pup ayam bagaikan
ranjau. Cukup sulit untukmembuka pintunya, dan kamipun mendapati ruang kelas
untuk PAUD pada umumnya, lengkap dengan permainananya. Tetapi memang
permainannya tidak sebanyak TK karena ada beberapa yang diambil anak-anak, jadi
memang perlu kan pendidikan anak usia dini...setelah melihat-lihat kelas dan
beberapa buku administrasi, kamipun segera keluar dengan tak lupa mengabadikan
gambar.
Jadi rencananya untuk PAUD :
· Membuat
program harian berdasarkan tema yang diminta bu Carik, dengan terlebih dahulu
kudownload kurikulum PAUD
· Membantu
administrasi PAUD dan ikut mengajar
· Membuat
pamflet agar banyak yang ikut PAUD
Seperti itulah kira-kira rencana sederhana tapi menurut PJ nya agak rempong
karena PJ nya lebai banget.. tapi ada teman-teman yang mendukung dan membantu
jadinya si PJ ikut semangat dan termotivasi. Semoga renncana yang sederhana ini
bisa membantu perkembangan PAUD di desa Jatikontal. Amin.
Thursday, July 11, 2013
Pak Abu, begitulah namanya, seorang tetangga yang
tinggal sekitar 100 meter dari rumah Bu Sugini. Halaman rumahnya teramat luas
dengan gundukan padi ditutup terpal, yang ketika terik mentari datang, siap
untuk dihamparkan. Beliau adalah pimpinan dari kelompok jaran kepang atau yang
biasa disebut juga jathilan.
Kami berkunjung ke rumah beliau yang sederhana,
tanpa semen yang menutupi tumpukan batu bata di temboknya. Rasa penasaran kami
yang membuncah tentang jaran kepang memaksa kami untuk melangkahkan kaki ke
sana. Istri Pak Abu menyalami kami dengan senyum hangatnya, begitu pula Pak Abu
dan seorang rekan beliau, yang kami lupa namanya. Tanpa basa-basi kami
bersegera menanyakan perihal kesenian jaran kepang yang beliau geluti. Beliau
bercerita bahwa kru setianya adalah warga lokal dengan diwarnai oleh pemain naturalisasi,
bahkan ibu carik dari desa tetangga menjadi sinden (penyanyi) langganan tim
super beliau.
Peralatannya cukup lengkap
mulai dari kostum, alat musik, dan properti, bahkan Pak Abu sendiri yang
menganyam jaran kepang dan membuat satu set angklung dari bambu. Memang beliau
orang yang memiliki keahlian tinggi soal anyam-menganyam, karena pada malam
sebelumnya di rapat RT kami tahu beliau adalah yang menganyam gedhek (anyaman
bambu yang dipakai untuk sekat) inventaris RT.
Salah satu perlengkapan kesenian jaran kepang |
Cerita beliau berlanjut
pada sejarah tentang kebudayaan yang ada di tanah Jawa. Wayang yang disebut
juga purwa, yang berarti “awal” dalam Bahasa Jawa kuno, merupakan kisah tentang
babad (kisah) awal dan permulaan. Kethoprak sebagai penggambaran kisah babad
kerajaan-kerajaan di Jawa. Sedangkan jathilan sendiri, berasal dari seorang
tokoh yang bernama Jenggalamanik yang pulang berperang di tanah Tuban, beliau
bertemu dengan dua orang yang tengah menjaga kuda. Kedua pria ini mencari tuan,
“ndoro”, untuk diikuti, dan sebagai jawaban atas pencarian mereka,
Jenggalamanik menawarkan untuk menjadi ndoro mereka, dan sebagai wujud syukur
atas kemenangan, mereka berdua diminta melakukan permainan menggunakan jaran
kepang dan akhirnya berkembang hingga kini. Kebudayaan ini pun semakin
dikembangkan oleh Sunan Kalijaga yang mendakwahkan agama Islam dengan
kebudayaan, masyarakat diminta berkumpul untuk menyaksikan kesenian dengan alat
musik gamelan lengkap yang masing-masingnya disimbolkan dengan makanan dalam
slametan. Sehingga seorang pemain gamelan yang telah menguasai semua alat
gamelan disebut juga telah menjalani semua upacara slametan. Dan begitulah
kesenian jaran kepang bertahan hingga sekarang.
Pak Abu yang tengah unujuk kebolehan memainkan angklung |
Tak lupa Pak Abu unjuk
kebolehan di hadapan kami dengan menyanyikan tembang jawa yang membuat bulu
kuduk merinding. Angklung buatannya pun dimainkan, dan kami baru tahu bahwa
suara nyaringnya terdengar sampai rumah Bu Sugini. Beliau juga menunjukkan beberapa poster di rumah beliau berisi kalimat-kalimat mutiara yang kata beliau, mirip dengan iklan salahsatu operator selular, "susah dijalanin".
Beberapa poster yang menghiasi rumah Pak Abu |
Sungguh percakapan ini sangat tak terlupakan dan akan
menjadi tak terhentikan jika saja kami terlampau menikmati obrolan dan tak bisa
memutus kisah beliau yang panjangnya setara kuliah 4 sks. Dan kami menunggu
penampilan beliau di bulan Syawwal mendatang bersama tim supernya.
Tuesday, July 9, 2013
On 4:11 PM by ujikun in sub unit 3 1 comment
Tim Nol Tiga merupakan salah satu sub unit yang akan selalu dikenang
sepanjang masa karena kekonyolan dari setiap anggotanya. Hal itu bisa diketahui
dari isi postingan blog sebelumnya. Selain mempunyai tingkat kekonyolan yang di
luar batas kewajaran, Tim Nol Tiga merupakan sub unit yang harmonis, kompak,
bersahabat, ramah dan bertanggung jawab pada setiap tugasnya, bukannya sombong
tapi penilaian ini berdasarkan pengamatan yang cukup mendalam. Baiklah mari
kita kenali lebih dekat anggota Tim Nol Tiga....
- Fauzi
Fauzi merupakan koordinator mahasiswa sub unit
(kormasit) tiga. Mengaku berwajah tampan dan bermimpi menjadi artis.
Kemampuannya dalam memimpin sebuah sub unit yang beranggotakan 7 orang dapat
dikatakan bagus karena dapat mengkoordinasi segala sesuatunya dengan baik,
meski sering berlebihan dalam berekspresi. “Ya udah Ya udah” adalah kata yang
sering diucapkannya yang menjadi ciri khas dan kini malah menjadi trend di
kalangan anggota tim Nol Tiga bahkan menyebar sampai sub unit lain.
- Dian Putra
Mas Dian merupakan anggota tim yang tertua dan
dari luar terlihat kalem tapi ternyata dia punya kekuatan besar hha...bisa
menghabiskan makanan tanpa menyadarinya lho...wah ajaib sekali. Bertugas piket
cuci piring berpasangan dengan Feri. Paling semangat kalau diajak main kartu
baik poker maupun Uno, juga bisa dikatakan menangan kalau main kartu karena
kalau main Uno selalu menang duluan.
- Farida
Mbak Ida merupakan anggota tim yang senior meski
bukan yang tertua. Kesan awalnya sangat tegas dan pintar tapi ternyata lebai
jugaa. Ternyata mbak Ida ini termasuk orang yang sulit dibangunkan kalau udah
tidur nyenyak. Mbak Ida ini sering sekali ketinggalan kalau menulis k3 karena
kebiasaan tidurnya yang sulit dibangunkan.
- Feri
Feri merupakan anggota dengan badan yang paling
kurus, sering sekali mengejek teman-teman sesama anggotanya dan kalau mengejek
tu lucu tapi mak jleb. Sepertinya dia merupakan orang yang bisa memanfaatkan
waktu dengan baik, kalau sudah selesai melakukan tugasnya dia akan segera
tidur. Suaranya berat dan sedikit medok sepertinya terlihat berwibawa tapi
kalau mengucapkan “ya udah ya udah” suaranya seperti bencong yang membuat
anggota lain terbahak-bahak. Terkenal sebagai pemula Uno yang selalu mengalami
kekalahan baik karena belum bisa maupun dicurangi teman-teman sub unit.
Sisca adalah anggota sub unit yang biasa-biasa
saja. Sangat bersyukur berada di
tengah-tengah sub unit ini dengan segala kekurangn dan kelebihan yang ada.
Selalu membawa kecap setiap kali makan. Tidak bisa menempatkan kata-kata yang
tepat saat bertutur kata serta tidak bisa memanage semangat sehingga banyak hal
yang seharusnya tidak butuh banyak semangat dan biasa saja jadi terlihat sangat
berlebihan.
- Putu Dian
Dian panggilannya, merupakan anggota sub unit yang
selalu membawa keceriaan. Dialah yang sangat dipercaya dalam hal pengobatan.
Setiap kali makan selalu ada yang bisa dijelaskannya baik itu penyakit, obat
maupun pengetahuan umum. Akan tetapi dia lah juga yang paling sering dibully.
- Yohanes Adi
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search
Popular Posts
-
Tim KKN JTG-17 terbagi menjadi tiga Subunit yang salah satunya menempati pondokan di RT 1, Dusun Krajan, Desa Jatikontal, Kecama...
-
Hujan gerimis pagi ini (Selasa, 9 Juli 2013) mengingatkan kami pada sebuah peristiwa besar yang menguras tenaga. Sore itu saat kam...
-
Penuh semangat kami mempersiapkan untuk hari ini (Kamis 1 Agustus 2013) seperti menyebar undangan ke semua penderes se-desa serta petinggi ...
-
Sore itu kami Tim Nol Tiga berkunjung ke rumah bu Carik untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai PAUD yang ada di dusun Jatikontal. K...
-
Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan penduduk dusun Krajan mengadakan kenduri. Ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan sejak dahulu...
-
Tim Nol tiga sudah merencanakan untuk melihat proses pembuatan gula semut di Bagelen. Namun, pada kunjungan pertama belum bisa mnyaksikan p...
-
Pak Abu, begitulah namanya, seorang tetangga yang tinggal sekitar 100 meter dari rumah Bu Sugini. Halaman rumahnya teramat luas dengan ...
-
Kerja bakti ini sudah direncanakan sebelumnya untuk dimulai jam 8.00, tetapi karena sudah ada yang memulai di jam 7.00 maka kami bergegas m...
-
Kami tim Nol Tiga sudah merencanakan untuk pergi ke pasar malam di Purwodadi dan akhirnya malam ini (Rabu, 17 Juli 2013) rencana itu dapat ...
-
Tim Nol Tiga merupakan salah satu sub unit yang akan selalu dikenang sepanjang masa karena kekonyolan dari setiap anggotanya. Hal itu b...
Recent Posts
Categories
Sample Text
Powered by Blogger.